Sunday, September 10, 2006

Dunia Tanpa Koma


Pelan-pelan, saya merasakan selera & pasar media visual elektronik semakin menarik (duh susah banget nyari kata2 yg tepat utk menggambarkan median tv & sinema sekaligus). Setelah acara2 tv kita dihantui oleh telenovela, sinetron dengan suara tangisan menyayat hati (yg ada malah menyayat telinga), drama pocong, dan konak (komedi nakal), saya mulai bisa menemukan program2 tv yg makin lama makin menarik.


Acara tv tentang makanan misalnya... revolusi acara makanan mungkin dimulai oleh si Rudy. Dulu acara memasak selalu identik dengan ibu2 rumah tangga pake celemek memasak, topi koki, dapur bersih, dan sudut pengambilan dari kamera klo nggak dari depan ya dari atas. Nah sekarang, acara masak sudah berubah... Adalah acara adu masak di Kitchen Stadium-nya Indosiar yg memoles image memasak menjadi seperti adu tinju (tinju lidah). Lalu ada ada Foodtasticnya Anteve. Ini acara mirip acara masaknya BBC, pesan yg ingin disampaikan, masak itu gampang, siapa aja bisa & resep2nya pun simpel sesuai dengan jaman modern ini. Unlike bikin opor atau rendang yg perlu berjam2 utk masak, resep2 disini 5 menit pun ada yg sudah jadi. Tak lupa ada acara Wisata Lokal Kulinernya Transtv dibawakan si Bapak yg mirip Pepeng (dulunya disponsori Kecap Bangau)... Kemarin yg dibahas adalah toko cina di sebelah Gloria Glodok, spesialis dendeng bali (alias babi) tp tentu saja yg dibahas di tv bukan dendengnya, tp telur itemnya.


Lalu acara wisata lokal... ini juga favorit saya, karena selama ini tempat2 di Indo indah2 & banyak yg gak tau (termasuk saya) karena minimnya publikasi.


Baru2 ini dunia sinetron yg sepertinya belum tersentuh oleh revolusi cerita (kecuali keluarga cemara) sepertinya mulai menemui titik bangkit... atau mungkin... titik koma. Yap, Dunia Tanpa Koma tayang perdana kemarin.

Sebelumnya saya sempat agak skeptis setelah mendengar promosi acaranya. Terutama karena ternyata Dian Sastro yg katanya gak akan pernah mau main di sinetron ternyata jadi bintang utama di acara ini. ya, ini apa namanya klo bukan sinetron? Dian & manajemen Sinemart berkilah ini beda, ini bukan sinetron, tapi drama serial. Oke deh...

Ternyata setelah saya tonton kemarin, skeptisme saya pudar. Ini acara punya storyline yg beda dan cukup orisinal. Karakter2nya juga punya jiwa yg beda, terutama yg jadi Brahmantyo, aktingnya ok banget, kaya your cool colleague in your office. Saya gak inget pernah liat dia akting di film/sinetron lain, tp he looks perfectly suited for this role. Dian sih memang aktingnya begitu (gak beda sama tipe peran2 dia yg lain), tp dia memang punya ciri khas yg dari awal memang tidak pernah dia sembunyikan, di kala artis2 lain cenderung seperti stereotipe antar satu dengan yang lain.

Line ceritanya seperti terinspirasi oleh storyline Alias & "Wallpaper" sebelum jeda iklannya pun jg mirip. Bedanya Alias bercerita tntg investigator wanita di sebuah tim investigasi criminal cabang CIA, DTK berceritat tntg wartawati (investigator juga) di sebuah media. Tapi selebihnya, sepertinya berbeda, episode awal ini menjanjikan... Keep watching it...



No comments: