Monday, December 03, 2007

10 Things I like

1 Most favourite corner in my apartment: My kitchenset. Love the colour & design. All fits nicely & I love the sneak view from my bedroom.
2 Most favourite sambal: Sambal Borehnya om Rudy di Rumah Warisan Jl Wolter. Nyam nyam. I dont even regret my indigestion the next day.
3 Most favourite pork ribs: Bebek Bengil's! The best!
4 2 Most favourite books: Angela's Ashes & Kite Runner :D
5 Most favourite indonesian cartoon: Benny & Mice
6 Most favourite place visited: Barcelona
7 Most favourite piece of cloth: My gold tanktop from body&soul
8 Most favourite color: lime green
9 Most favourite sport class: Bodybalance
10 Most favourite moment before my wedding: Praying with Chris

Sunday, November 25, 2007

Bookrolls




I have not updated my book log for several months... I have read The Kite Runner ***** (Khaled Hosseini ) some months back. Beautiful, poignant, stays in memory. It's about the friendship of 2 aghan boys, with the afghan / talibar war as a backdrop.


After this book I started reading the Norwegian Wood (Haruki Murakami) ... but I couldnt finish this book for The kite runner was still lingering on my mind for a long time.


Before Kite Runner, I was reading a book with war backdrop as well, "Gadis Pantai" or "the Girl from the Coast". Amazingly, the english version is on sale as well in amazon.com. This book was my introduction to Pramoedya Ananta Toer & I will read on more of his books.

An indonesian bookshop online http://www.kutukutubuku.com/




Sunday, September 30, 2007

Wedding useful websites

I've tagged so many & kept them all over my notes/emails/& dont know where.
I hope I still keep most of the links here:
- http://kenziekate.blogspot.com/ Something Old Something New
- http://www.stylemepretty.com/ Kenzie Kate

http://blogs1.marthastewart.com/weddings/
http://www.instyleweddings.com/instyle/weddings Magazine on web

cake:
http://www.wendykromer.com bagus2. already in excel. 1 in my color.
http://www.jacquespastries.com/gallery2.htm link kue mawar terlalu besar (No)
http://www.lvcc.co.uk/iced_collection_main.asp?offset=10# little venice. gambar b&g sexy/ candy diva. warna ok: caramel loops. daisy chain: simple minimalist
http://www.carriescakes.com/cakes.php beautiful cakes

not yet seen:
www.cakeline.com
takethecakeetc.com
pollyscakes.com
www.colettefolley.com
gateaux-inc.com







home design:
http://socialdesignevents.blogspot.com/ (wed & design)
http://site.inmod.com/textiles/inmod-design-studio.html

Photoshop cool brush link


Cool Photoshop links
- http://www.photoshopsupport.com/tools/brushes.html link & review to other great photoshop brushes sites
- http://www.brushes.obsidiandawn.com/ free brush + tutorial

- http://annikavonholdt.com/brushes/ almost eery n dreamy brushes

Sunday, February 18, 2007

Biography Stories




My last 3 books that I've read were biography-based:

- Running with Scissors (Augusteen Borroughs)

- Laskar Pelangi (Andrea Hirata)

- Sang Pemimpi (Andrea Hirata)


RwS was a book I was eyeing for since a few years ago, and I finally bought it at discount in PS.

This book talks the author's life as a kid until his adolescence, his life seems to be in touched with very non-ordinary people & it's a gift that he can turn his somewhat sad/unfortunate life or misery, if I may say so, into a story that brings its readers laughter with sometimes perasaan miris.


Laskar Pelangi & Sang Pemimpi is similar in the sense that it echoes a childhood that many people would feel sorry for, mostly due to poverty, yet still draws laughter (& sometimes teary eyes). I dont know how many % of the story is pure truth, meaning real account of the author. I think some of them was fictional, but still the major points & and the background of this story I'm sure is real, for if not, how would one can account for in such detail like he's been there going thru it? This is a book about dreamers who reach their dream, while some dont because things make them not able too. I think the story in these books will stay close to the readers heart for a long time.

Thursday, February 15, 2007

My musing on Reading


Hari ini film Notting Hill kembali hadir di tatapan mata saya, ya Hugh Grant idola saya sbg seorang pemilik/penjual toko buku kecil di Kota kecil Inggris Notting Hill dan kisah cintanya. Adegan toko bukunya membangkitkan ingatan saya tentang ketakjuban saya tentang toko buku kecil, ketika waktu SD di Perancis...

Suatu petang yang cukup hangat, Mama dan saya menyusuri jalan-jalan di sekitar apartemen saya menuju ke arah hipermarket tempat saya akan membeli alat-alat tulis, untuk tahun ajaran baru. Dalam perjalanan itu, Mama sibuk melongok ke kiri dan ke kanan, rupanya dia mencari toko buku untuk membeli buku2 cerita, yang sudah terdaftar di list dari Ibu Guru saya sebagai bacaan wajib sepanjang tahun utk pelajaran Sastra. Tak lama kemudian, Mama berhenti di depan sebuah toko kecil dengan pintu kaca yang sederhana, dengan tulisan "Librairie" di atasnya. Yap, tertemulah satu toko buku yang kecil, melekat sebagai salah satu bagian dari apartemen2 3-4 lantai tipikal Paris "Haussman" style. Jauh dari bayangan saya tentang toko buku yang besar, seperti model Gramedia atau Gunung Agung di Jakarta.


Namun, ketika saya melongokkan kepala saya ke dalam dan melangkah masuk, terkejutlah saya dengan begitu banyak buku-buku novel dan roman di dalam toko itu, disamping saya maupun diatas saya. Mama saya membacakan list dari Ibu Guru saya, dan tanpa lama-lama si penjaga toko merogohkan tangannya ke beberapa pojok raknya. Yap, buku-buku yang saya butuhkan dari buku cerita anak-anak sampai karya klasik sastra Dunia seperti "Around the world in 80 Days"-nya Jules Verne dan "Odyssey"-nya Homerus ada disitu. Lengkaplah 3 buku kebutuhan sekolah saya pada hari itu. Di dalam perjalanan pulang, saya sibuk membayangkan kehidupan si penjaga toko itu, seorang bapak tua, yang saya simpulkan saja sebagai sekaligus pemilik toko buku itu. Setiap hari, melewatkan waktu-waktunya di toko yang kecil itu. Tapi saya tau dia pasti seorang pecinta buku... dia melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan hobbinya, klo tidak untuk apa dia bertahan terus berbisnis seperti itu... Mungkin sudah habis 1/2 dari isi toko itu dia baca sambil menunggui tokonya. Dan saya membayangkan hal ini tidak akan pernah terjadi di kota halaman saya Balikpapan. Membaca di negeri eropa ini sudah seperti kultur yg begitu meresapi darah penduduknya. Sastra tingkat tinggi sudah dijadikan bacaan wajib dari level SD kelas 4 seperti saya ketika itu, dan betapa beruntungnya saya ikut mengalami hal ini, karena pada dasarnya saya memang sudah seorang kutu buku sebelum berangkat ke negeri ini.


Waktu kecil saya di Balikpapan, SD kelas 2 s/d kelas 3, saya gemar sekali pergi ke perpustakaan yang berjarak 15 menit jalan kaki dari rumah. Setelah 1 jam mengistirahatkan perut saya yang kekenyangan makan siang, biasanya jam 2 atau 3 siang, saya akan menuruni bukit, dimana rumah saya berada, turun ke dataran untuk masuk ke suatu rumah dengan ruangan ber-AC yang sejuk, dengan beberapa raknya, berderet buku-buku didalamnya cukup sebagai bacaan saya selama 2 tahun. Buku-buku Enid Blyton dan Agatha Christie adalah kegemaran saya waktu itu, dan buku-buku yang saya tidak mengerti adalah buku tentang legenda Ramayana atau Mahabharata. Ada juga suatu serial buku berjudul "Trio Detektif" yang membuat imajinasi saya melayang-layang ingin menjadi salah satu detektif di toko buku itu, anak kecil yang lihai menguak misteri2 dengan gaya analitikalnya dan bekerja sampingan sebagai librarian. Yap, asisten perpustakaan. Waktu itu saya sempat memendam ingin mempunyai pekerjaan sampingan seperti itu dan suka saya menatap Tante penjaga perpus Dharma Wanita tempat saya bertandang itu dari meja tempat saya duduk di ujung perpus dan ingin sekali saya menanyakannya apakah ada posisi kosong di tempat itu yang paruh waktu (sehari 2 jam saja) untuk saya. Tapi otak realistis saya atau nyali saya yang kurang tak pernah membawa saya tuk benar2 mengatakan keinginan itu.

Yap itulah sekilas tentang hobi membaca saya waktu kecil dan ketakjuban saya tentang dunia buku dan isinya.

Setelah melanglang buana, berpindah tempat tinggal beberapa kali: kembali ke Balikpapan, sekolah di negeri jiran pulau kecil seberang Batam, kuliah di Bandung, dan akhirnya kerja di Jakarta, saya sempat mengalami pasang naik dan surutnya hobi membaca. Terakhir yang saya ingat, waktu pertama2 mulai kerja, saya begitu banyak menghabiskan waktu didepan komputer mengetik dan membaca di kantor, sehingga waktu lepas kerja adalah waktu dimana saya menjadi anti membaca huruf-huruf dan sambungan-sambungan aksara menjadi tidak menggoda lagi bagi saya. Tetapi setelah beberapa tahun bekerja, mungkin badan, mata dan otak saya telah mengalami adaptasi, seperti katak dari air ke darat dan kembali ke air... akhirnya dengan godaan beberapa buku yang benar-benar bagus, pelan-pelan saya kembali membaca... dan memang godaan dunia maya dibalik kertas-kertas bercerita ini sanggup membawa saya pergi melihat-lihat dunia lain, fiktif ataupun nonfiktif, dan sungguh saya merasa hidup saya diperkaya dengan bacaan-bacaan ini.